Sabtu, 22 November 2014

Manajemen Perjalanan dalam Pendakian Gunung




Mendaki gunung merupakan salah satu olahraga yang penuh risiko. Pengetahuan yang memadai, pengalaman yang cukup serta peralatan yang sesuai sangat diperlukan untuk melakukan perjalanan jauh mendaki gunung di alam bebas. Keselamatan merupakan hal yang paling penting dalam melakukan kegiatan di alam bebas. Salah satu pengetahuan dalam mempersiapkan pendakian gunung adalah manajemen perjalanan. Berikut adalah informasi terkait manajemen perjalanan dalam mendaki gunung.

1.       Perencanaan perjalanan
Memulai perencanaan sedini mungkin adalah kunci sukses perencanaan perjalanan. Rencanakan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Buatlah time table untuk mengatur agenda. Sediakan waktu untuk mengurus izin dan surat jalan.
·         Pemilihan lokasi
Apapun tujuan perjalanannya, pemilihan lokasi merupakan hal pertama yang harus dilakukan.
·         Pengumpulan data dan studi kepustakaan
Setalah menentukan tujuan, berikutnya adalah mengumpulkan data dan mempelajarinya. Mengumpulkan data dapat melalui peta, keadaan daerah yang dituju, dan transportasinya.
·         Latihan fisik
Latihan fisik perlu dilakukan untuk memudahkan kita menghadapi medan yang membutuhkan kekuatan fisik. Jogging adalah latihan fisik yang cocok untuk olahraga mendaki gunung.
·         Kenali bahaya setempat
Kenalilah bahaya potensial di daerah yang anda akan kunjungi (daerah terpencil dan juga hutan-hutan yang lebat). Bahaya yang ditimbulkan dari flora dan fauna serta jenis makanan setempat yang mungkin tidak cocok dengan perut anda. Berdasarkan data ini, anda dapat mulai merancang First Aid kit (kotak P3K) Anda.

2.       Pemilihan peralatan
Jika hendak membeli peralatan, ada tiga pertimbangan yang muncul, yaitu: performance, ketahanan, dan beratnya. Jika sudah memiliki peralatan, maka kumpulkan seluruh peralatan sebelum keberangkatan untuk mencegah ketertinggalan atau terlupa. Langkah-langkah yang dapat dilakukan: membuat checklist, mengumpulkan peralatan, serta cek-tes alat. Setelah itu, siapkan peralatan standar yang dibutuhkan untuk bermalam di gunung.
·         Pakaian
Pilih pakaian yang mampu melindungi tubuh dari suhu dan cuaca daerah pegunungan sekaligus memuat kita tetap kering dan hangat. Pakaian harus mampu memberikan isolasi dari udara dingin dan memberikan perlindungan dari panas serta kelembaban, mampu mencegah panas dan keringat berlebihan, serta memberikan keleluasaan dalam bergerak. Kita juga harus mengenal prinsip pelapisan dalam berpakaian pada sebuah pendakian gunung. Hindari memakai jeans karena jika basah susah kering. Selain itu, bahan jeans mudah menjadi lembab.
·         Sepatu
Pastikan sepatu yang cocok untuk jenis perjalanan yang akan dilakukan dan biasakan untuk menguji dan mencobanya sebelum benar-benar memakainya di pendakian. Sepatu jenis boot sering digunakan untuk mendaki karena bisa melindungi mata kaki.
·         Ransel
Ransel merupakan peralatan paling utama bagi seorang pendaki gunung. Ransel harus bisa membawa peralatan yang kita butuhkan selama perjalanan. Pemilihan ransel yang cocok sangat perlu diperhatikan agar tidak sengsaras sewaktu membawanya di perjalanan. Jangan membawa ransel terlalu overload karena akan berpengaruh pada usia pakai ransel tersebut.
·         Sleeping bag
Sleeping bag adalah vital bagi para pendaki, karena setengah dari waktu kita di alam bebas akan dihabiskan di dalamnya. Dalam suhu yang dingin di ketinggian gunung, sleeping bag bisa menjadi penyelamat jiwa pendaki dari ancaman hypethermia.
·         Tenda
Tenda adalah rumah bagi pendaki gunung, tempat melepas lelah setelah seharian berjalan dan tempat yang melindunginya dari serangan angin dan cuaca dingin serta basah. Dua prinsip pelapisan tenda, dinding dalam dari bahan non waterproof sehingga bahan bisa bernafas, dan dinding luar yang disebut flysheet dari bahan waterproof.
·         Matras
Matras atau sleeping mat berguna melindungi tubuh dari hawa basah dan lembab tanah yang tidak mampu ditahan oleh sleeping bag atau alas tenda. Tidur tanpa matras membuka kesempatan tubuh kita untuk terkena penyakit yang baru akan terasa dalam jangka waktu lama seperti paru-paru basah.
·         Kompor dan perlengkapan masak
Kompor yang ringan dan kompak menjadi peralatan yang wajib untuk seorang pendaki gunung. Peralatan masak yang lainnya juga kini tersedia di pasaran dengan berat yang semakin ringan dan bentuk yang ringkas.
·         Senter dan alat penerangan lainnya
Saat membeli senter, pilihlah yang tahan air atau waterproof agar baterainya bisa bertahan lama dari suhu dingin dan udara lembab gunung. Senter yang sangat cocok adalah tipe head lamp karena membuat tangan kita tetap bebas melakukan berbagai aktivitas. Sediakanlah selalu cadangan bohlam dan baterai.
·         Botol dan wadah penyimpanan air
Gunakanlah wadah penyimpanan air yang bagus kualitasnya, jika tidak, maka akibat yang ditimbulkan akan buruk, seperti tumpah membasahi seluruh isi ransel.

3.       Pemilihan logistik
Dalam pemilihan logistik, perlu dipertimbangkan lama perjalanan, jumlah anggota, daerah yang dituju, pantangan masyarakat setempat, selera anggota rombongan, tipe pendakian, serta berat logistik.
4.       Packing
Bagi pendaki gunung, packing adalah suatu seni. Seni menata dan menempatkan seluruh peralatan dan logistic di dalam ranselnya. Ransel yang di-packing dengan baik akan memudahkan dan lebih nyaman dibawa.
5.       Sosiologi Pedesaan
Kita harus menghormati dan memperhatikan segala bentuk peraturan dan larangan yang ada di desa yang kita lewati atau kunjungi. Semua larangan dan pantangan itu harus dijauhi walaupun larangan itu bertentangan dengan hati nurani dan akal sehat kita. Hal ini sangat penting agar kita dapat diterima oleh masyarakat desa dengan baik dan dianggap sebagai warganya.
6.       Outdoor Leadership
Leadership atau kepemimpinan merupakan suatu kualitas yang misterius dan menjadi teka-teki sepanjang sejarah. Tidak semua orang mempunyai kemampuan leadership, tetapi juga bukan suatu hal sulit untuk mempelajarinya. Kita harus membangunnya dalam diri masing-masing. Tanpa kepemimpinan, maka rute pendakian tidak akan bisa ditentukan, grup tidak bisa diorganisasikan, suatu medan yang susah tidak akan bisa dilewati dan yang ketinggalan dengan grup tidak akan bisa ditolong. Alam bebas adalah tempat yang bagus untuk mempelajari kepemimpinan (leadership).
·         Competence
Pemimpin perjalanan tidak harus seorang ahli di bidang panjat tebing, peta kompas, dll, namun seorang yang kompeten dengan kemampuan teknik pengorganisasian, akan lebih efektif jika dijadikan pemimpin. Orang-orang akan menghargai kemampuan seorang pemimpin yang piawai dalam hal pengaturan, dan ahli dalam memilih keputusan pada saat yang genting.
·         Self awareness
Dengan mawas diri, kita lebih bisa melihat dan menilai sesuatu dengan benar. Pemimpin yang mengetahui dirinya sendiri bisa menyesuaikannya untuk membangun ciri kepemimpinan yang cocok dengannya.
·         Penilaian dan kemampuan memutuskan
Salah satu aspek kepemimpinan adalah membuat keputusan yang berkualitas, berdasarkan penilaian yang baik, bisa dipakai, serta aman dan bisa melindungi lingkungan dan juga bisa menyukseskan tujuan perjalanan. Penilaian bisa dipelajari. Orang yang mengambil waktu setelah melakukan kesalahan untuk memikirkannya lagi dan merefleksikannya sebagai suatu pelajaran dan mencari input dari luar mengenainya akan mampu mengembangkan kemampuan penilaian yang baik secara cepat.
·         Toleransi pada kemalangan dan hal-hal tak pasti
Pemimpin suatu ekspedisi alam bebas haruslah mempunyai mental yang telah dipersiapkan untuk berhadapan dengan kemalangan dan hal-hal yang tidak pasti pada setiap perjalanannya. Tetap tenang dan bersikap penuh pertimbangan merupakan suatu penenang bagi anggota grup.
·         Expedition behavior
Kemampuan mendesain atau merencanakan sebuah perjalanan dengan baik dan terinci.
·         Komunikasi
Pemimpin yang baik adalah komunikator yang juga baik. Untuk memulai komunikasi yang baik, pemimpin harus memberitahu grupnya apa yang ia harapkan dari grupnya, dan mengetahui apa yang bisa diharapkan grup darinya.
·         Langkah-langkah untuk self-leadership
Bertanggungjawablah pada diri Anda sendiri
Bertanggungjawablah pada apa yang Anda pelajari
Tahu risiko perkataan
Miliki apa yang Anda katakana
Jika perlu melakukan sesuatu, lakukanlah!
Jika tidak mengerti, tanyakan!
Nikmati sekeliling Anda
Peliharalah rasa humor
Bantulah yang lain untuk belajar dan sukses
Berbaik hati
Dorong semangat Anda
Terimalah kesalahan Anda
Jika ada hal yang tidak aman untuk grup Anda, jangan lakukan
Partisipasi dan observasi
Belajarlah dari pengalaman.

Perjalanan pendakian yang direncanakan dengan baik akan menjadikannya sebagai perjalanan yang mengasyikkan untuk dinikmati. Pastikanlah bahwa perjalanan anda dimaksudkan hanya untuk menikmati dan bukan merusak alam. Selamat menikmati dan mensyukuri keagungan Allah.



Daftar Pustaka:

Agustin, Hendri. 2006. Panduan Teknis Pendakian Gunung. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gambar: http://www.theguardian.com/travel/2013/may/24/trekking-in-the-himalayas-nepal-everest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar