Rabu, 26 November 2014

Tips dalam Merencanakan Rute Pendakian



Merencanakan rute pendakian adalah hal yang biasa dilakukan oleh setiap pendaki. Pilihan rute akan menentukan medan, lama perjalanan, banyak logistik, packing ransel, dan lain-lain. Kemampuan dalam merencanakan pendakian merupakan bagian dari manajemen perjalanan, yang akan  meminimalisir resiko yang dihasilkan. Berikut adalah beberapa tips dalam merencanakan rute pendakian (Agustin, 2006):

·         Jarak
Rata-rata pendaki bisa berjalan kira-kira 8-16 km per harinya dengan membawa ransel yang penuh.

·         Medan
Medan dan kondisi dari jalan setapak akan memengaruhi kemampuan fisik seorang pendaki. Tambahkan atau lebihkan perencanaan waktu pendakian. Jangan dibuat pas-pasan.

·         Hari Pertama
Hari pertama di alam bebas merupakan hari penyesuaian dan membiasakan diri dengan ransel, sepatu, dan gerakan fisik. Jika sudah lama tidak melakukan pendakian, sebaiknya melakukan latihan fisik sebelumnya.

·         Hari Istirahat
Pada gunung yang mempunyai jalur pendakian yang cukup panjang, ada baiknya menambahkan satu hari untuk bersantai agar tubuh tidak terlalu letih. Contohnya, jika mendaki gunung Rinjani atau Mahameru, ada baiknya menyisakan satu hari penuh untuk bersantai di Danau Segara Anak atau di Danau Ranukumbolo.

·         Kemampuan Diri
Hindari membuat rencana pendakian melebihi fisik dan pengetahuan tentang pendakian gunung yang dimiliki agar target pendakian bisa tercapai.

·         Alternatif
Pada saat merencanakan pendakian, ada baiknya juga menambahkan rute cadangan sebagai alternatif jika jalur utama tidak bisa digunakan karena suatu hal.

Miliki jalur rute alternatif


·         Hindari Musim yang Ramai
Hindari mendaki pada musim pendakian yang ramai pengunjung. Pendakian pada musim yang ramai akan membuat kita tidak begitu bisa menikmatinya dan juga kerusakan alam akan makin bertambah karena ramainya para pendaki yang membutuhkan tempat untuk mendirikan tenda.




Daftar Pustaka:
Agustin, Hendri. 2006. Panduan Teknis Pendakian Gunung. Yogyakarta: Penerbit Andi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar