![]() |
it was my last fire. after the light fade away, none other choices given to me unless "keep walking" . one of the most eighteen-trembling-hours of my life. -Puncak Gede |
Tampilkan postingan dengan label naik gunung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label naik gunung. Tampilkan semua postingan
Rabu, 14 Oktober 2015
Gede-Pangrango(nyaris)-Gede (via Putri)
Selasa, 05 Mei 2015
Minggu, 19 April 2015
Sabtu, 22 November 2014
Manajemen Perjalanan dalam Pendakian Gunung
Mendaki
gunung merupakan salah satu olahraga yang penuh risiko. Pengetahuan yang
memadai, pengalaman yang cukup serta peralatan yang sesuai sangat diperlukan
untuk melakukan perjalanan jauh mendaki gunung di alam bebas. Keselamatan merupakan
hal yang paling penting dalam melakukan kegiatan di alam bebas. Salah satu
pengetahuan dalam mempersiapkan pendakian gunung adalah manajemen perjalanan.
Berikut adalah informasi terkait manajemen perjalanan dalam mendaki gunung.
1.
Perencanaan perjalanan
Memulai
perencanaan sedini mungkin adalah kunci sukses perencanaan perjalanan.
Rencanakan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Buatlah time table untuk mengatur agenda. Sediakan waktu untuk mengurus
izin dan surat jalan.
·
Pemilihan lokasi
Apapun tujuan perjalanannya, pemilihan
lokasi merupakan hal pertama yang harus dilakukan.
·
Pengumpulan data dan studi kepustakaan
Setalah menentukan tujuan, berikutnya
adalah mengumpulkan data dan mempelajarinya. Mengumpulkan data dapat melalui
peta, keadaan daerah yang dituju, dan transportasinya.
·
Latihan fisik
Latihan fisik perlu dilakukan untuk
memudahkan kita menghadapi medan yang membutuhkan kekuatan fisik. Jogging
adalah latihan fisik yang cocok untuk olahraga mendaki gunung.
·
Kenali bahaya setempat
Kenalilah bahaya potensial di daerah
yang anda akan kunjungi (daerah terpencil dan juga hutan-hutan yang lebat).
Bahaya yang ditimbulkan dari flora dan fauna serta jenis makanan setempat yang
mungkin tidak cocok dengan perut anda. Berdasarkan data ini, anda dapat mulai
merancang First Aid kit (kotak P3K) Anda.
2.
Pemilihan peralatan
Jika
hendak membeli peralatan, ada tiga pertimbangan yang muncul, yaitu:
performance, ketahanan, dan beratnya. Jika sudah memiliki peralatan, maka
kumpulkan seluruh peralatan sebelum keberangkatan untuk mencegah ketertinggalan
atau terlupa. Langkah-langkah yang dapat dilakukan: membuat checklist,
mengumpulkan peralatan, serta cek-tes alat. Setelah itu, siapkan peralatan
standar yang dibutuhkan untuk bermalam di gunung.
·
Pakaian
Pilih pakaian yang mampu melindungi
tubuh dari suhu dan cuaca daerah pegunungan sekaligus memuat kita tetap kering
dan hangat. Pakaian harus mampu memberikan isolasi dari udara dingin dan
memberikan perlindungan dari panas serta kelembaban, mampu mencegah panas dan
keringat berlebihan, serta memberikan keleluasaan dalam bergerak. Kita juga
harus mengenal prinsip pelapisan dalam berpakaian pada sebuah pendakian gunung.
Hindari memakai jeans karena jika basah susah kering. Selain itu, bahan jeans
mudah menjadi lembab.
·
Sepatu
Pastikan sepatu yang cocok untuk jenis
perjalanan yang akan dilakukan dan biasakan untuk menguji dan mencobanya
sebelum benar-benar memakainya di pendakian. Sepatu jenis boot sering digunakan untuk mendaki karena bisa melindungi mata
kaki.
·
Ransel
Ransel merupakan peralatan paling
utama bagi seorang pendaki gunung. Ransel harus bisa membawa peralatan yang
kita butuhkan selama perjalanan. Pemilihan ransel yang cocok sangat perlu
diperhatikan agar tidak sengsaras sewaktu membawanya di perjalanan. Jangan
membawa ransel terlalu overload karena akan berpengaruh pada usia pakai ransel
tersebut.
·
Sleeping bag
Sleeping bag adalah vital bagi para
pendaki, karena setengah dari waktu kita di alam bebas akan dihabiskan di
dalamnya. Dalam suhu yang dingin di ketinggian gunung, sleeping bag bisa
menjadi penyelamat jiwa pendaki dari ancaman hypethermia.
·
Tenda
Tenda adalah rumah bagi pendaki
gunung, tempat melepas lelah setelah seharian berjalan dan tempat yang
melindunginya dari serangan angin dan cuaca dingin serta basah. Dua prinsip
pelapisan tenda, dinding dalam dari bahan non waterproof sehingga bahan bisa
bernafas, dan dinding luar yang disebut flysheet dari bahan waterproof.
·
Matras
Matras atau sleeping mat berguna
melindungi tubuh dari hawa basah dan lembab tanah yang tidak mampu ditahan oleh
sleeping bag atau alas tenda. Tidur tanpa matras membuka kesempatan tubuh kita
untuk terkena penyakit yang baru akan terasa dalam jangka waktu lama seperti
paru-paru basah.
·
Kompor dan perlengkapan masak
Kompor yang ringan dan kompak menjadi
peralatan yang wajib untuk seorang pendaki gunung. Peralatan masak yang lainnya
juga kini tersedia di pasaran dengan berat yang semakin ringan dan bentuk yang
ringkas.
·
Senter dan alat penerangan lainnya
Saat membeli senter, pilihlah yang
tahan air atau waterproof agar baterainya bisa bertahan lama dari suhu dingin
dan udara lembab gunung. Senter yang sangat cocok adalah tipe head lamp karena
membuat tangan kita tetap bebas melakukan berbagai aktivitas. Sediakanlah
selalu cadangan bohlam dan baterai.
·
Botol dan wadah penyimpanan air
Gunakanlah wadah penyimpanan air yang
bagus kualitasnya, jika tidak, maka akibat yang ditimbulkan akan buruk, seperti
tumpah membasahi seluruh isi ransel.
3.
Pemilihan logistik
Dalam
pemilihan logistik, perlu dipertimbangkan lama perjalanan, jumlah anggota,
daerah yang dituju, pantangan masyarakat setempat, selera anggota rombongan,
tipe pendakian, serta berat logistik.
4.
Packing
Bagi
pendaki gunung, packing adalah suatu seni. Seni menata dan menempatkan seluruh
peralatan dan logistic di dalam ranselnya. Ransel yang di-packing dengan baik
akan memudahkan dan lebih nyaman dibawa.
5.
Sosiologi Pedesaan
Kita
harus menghormati dan memperhatikan segala bentuk peraturan dan larangan yang
ada di desa yang kita lewati atau kunjungi. Semua larangan dan pantangan itu
harus dijauhi walaupun larangan itu bertentangan dengan hati nurani dan akal
sehat kita. Hal ini sangat penting agar kita dapat diterima oleh masyarakat
desa dengan baik dan dianggap sebagai warganya.
6.
Outdoor Leadership
Leadership
atau kepemimpinan merupakan suatu kualitas yang misterius dan menjadi teka-teki
sepanjang sejarah. Tidak semua orang mempunyai kemampuan leadership, tetapi
juga bukan suatu hal sulit untuk mempelajarinya. Kita harus membangunnya dalam
diri masing-masing. Tanpa kepemimpinan, maka rute pendakian tidak akan bisa
ditentukan, grup tidak bisa diorganisasikan, suatu medan yang susah tidak akan
bisa dilewati dan yang ketinggalan dengan grup tidak akan bisa ditolong. Alam
bebas adalah tempat yang bagus untuk mempelajari kepemimpinan (leadership).
·
Competence
Pemimpin perjalanan tidak harus
seorang ahli di bidang panjat tebing, peta kompas, dll, namun seorang yang
kompeten dengan kemampuan teknik pengorganisasian, akan lebih efektif jika
dijadikan pemimpin. Orang-orang akan menghargai kemampuan seorang pemimpin yang
piawai dalam hal pengaturan, dan ahli dalam memilih keputusan pada saat yang
genting.
·
Self awareness
Dengan mawas diri, kita lebih bisa
melihat dan menilai sesuatu dengan benar. Pemimpin yang mengetahui dirinya
sendiri bisa menyesuaikannya untuk membangun ciri kepemimpinan yang cocok
dengannya.
·
Penilaian dan kemampuan memutuskan
Salah satu aspek kepemimpinan adalah
membuat keputusan yang berkualitas, berdasarkan penilaian yang baik, bisa
dipakai, serta aman dan bisa melindungi lingkungan dan juga bisa menyukseskan
tujuan perjalanan. Penilaian bisa dipelajari. Orang yang mengambil waktu
setelah melakukan kesalahan untuk memikirkannya lagi dan merefleksikannya
sebagai suatu pelajaran dan mencari input dari luar mengenainya akan mampu
mengembangkan kemampuan penilaian yang baik secara cepat.
·
Toleransi pada kemalangan dan hal-hal tak pasti
Pemimpin suatu ekspedisi alam bebas
haruslah mempunyai mental yang telah dipersiapkan untuk berhadapan dengan
kemalangan dan hal-hal yang tidak pasti pada setiap perjalanannya. Tetap tenang
dan bersikap penuh pertimbangan merupakan suatu penenang bagi anggota grup.
·
Expedition
behavior
Kemampuan mendesain atau merencanakan
sebuah perjalanan dengan baik dan terinci.
·
Komunikasi
Pemimpin yang baik adalah komunikator
yang juga baik. Untuk memulai komunikasi yang baik, pemimpin harus memberitahu
grupnya apa yang ia harapkan dari grupnya, dan mengetahui apa yang bisa
diharapkan grup darinya.
·
Langkah-langkah untuk self-leadership
Bertanggungjawablah pada diri Anda
sendiri
Bertanggungjawablah pada apa yang Anda
pelajari
Tahu risiko perkataan
Miliki apa yang Anda katakana
Jika perlu melakukan sesuatu,
lakukanlah!
Jika tidak mengerti, tanyakan!
Nikmati sekeliling Anda
Peliharalah rasa humor
Bantulah yang lain untuk belajar dan
sukses
Berbaik hati
Dorong semangat Anda
Terimalah kesalahan Anda
Jika ada hal yang tidak aman untuk
grup Anda, jangan lakukan
Partisipasi dan observasi
Belajarlah dari pengalaman.
Perjalanan
pendakian yang direncanakan dengan baik akan menjadikannya sebagai perjalanan
yang mengasyikkan untuk dinikmati. Pastikanlah bahwa perjalanan anda
dimaksudkan hanya untuk menikmati dan bukan merusak alam. Selamat menikmati dan
mensyukuri keagungan Allah.
Daftar
Pustaka:
Agustin,
Hendri. 2006. Panduan Teknis Pendakian Gunung. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Gambar: http://www.theguardian.com/travel/2013/may/24/trekking-in-the-himalayas-nepal-everest
Selasa, 18 September 2012
Dear Cikuray...
Cikuray adalah nama salah satu gunung di daerah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Nama julukan untuk gunung ini adalah tanjakan tiada ampun, tanjakan paling setia,, dll. Kalo boleh kasih nama, menurutku sih namanya 'tanjakan asik'. Gunung ini cocok sekali untuk para adventurer/hiker yang bener-bener pengen hiking. Tentu saja, sebelum menanjak harus dipersiapkan dulu stamina dan logistik yang oke. Masalahnya, selain karena medan yang terus menanjak (warning untuk para aki-aki dan inin-inin:), juga di puncak tak ada sumber air, sehingga mengharuskan kita membawa bekal air yang cukup selama perjalanan nanjak dan turun.
Kata kang Atok (driver kami waktu ke cikuray), ada saja sumber air di sekitar puncak bayangan tapi ya itu, jauh dari jalur pendakian, alias letaknya terpencil. Bawa masker, karena debunya lumayan genggez benggez. Bawa google/kacamata, karena saat nyampe puncak (cirinya ada shelter), angin bertiup kencang sekali. Yey ogah dong pas difoto, merem melek menghindari debu...wusshhh,,wusshhh, maka dari itu, bawalah kacamata (biar nampak keren juga sih:).
Kata kang Atok (driver kami waktu ke cikuray), ada saja sumber air di sekitar puncak bayangan tapi ya itu, jauh dari jalur pendakian, alias letaknya terpencil. Bawa masker, karena debunya lumayan genggez benggez. Bawa google/kacamata, karena saat nyampe puncak (cirinya ada shelter), angin bertiup kencang sekali. Yey ogah dong pas difoto, merem melek menghindari debu...wusshhh,,wusshhh, maka dari itu, bawalah kacamata (biar nampak keren juga sih:).
Mountaineering in Gunung Gede
It’s not like I have tons of money (wish I had..). 
it’s just the title lies on the ‘next trip’ and it fits well my schedule (right before back to school).
And I want to hike.
And the most important thing that made me decide to joined was: it fits my budget (yeaay!). Mind that I’m nowhere from the so-called settled-financially-status, which makes me can be categorized as Sudra class in Hinduism. Or rakyat jelata in bahasa.
Okay, let me tell you the title that interested my traveler guts was: http://backpackerindonesia.com/trip/pendakian-gunung-gede-cibodas-camp-kandang-badak-surya-kencana-turun-putri
Within small period of time, I emailed my id card with mba rini’s id altogether with payment of Simaksi to Ase_Adventure. Why in rushed? Because guys, you will need simaksi (surat izin masuk kawasan konservasi, cmiiw)-IDR15000/person, issued by Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango as an entry permit to Mount Gede-Pangrango. Proceed atleast h-30 until h-7, if I’m not mistaken. I decided in last minute to joined. Ase was our TS and he was the one who submitted it. It= as in entry permit for 39 person. I didn’t knew though, but I was sure that Ase would said, “Ck,ck,ck,ck,ck…”.
From time to time, he updated the topic about our trip. Range from member list, meeting point, itinerary-updated, detailed-description route, until some photos of Mt.Gede taken from different shelter (there are 12 shelter plus Tanjakan Rante, wellknown as the devil stairs. Start gate: Cibodas-puncak Gede). By staying updated, we have some point of view about what comes forward and be prepared.
As for me, I rarely logged in. so, what comes forward, then so be it! It’s not anyone’s fault.. #enjoying my trip.
About the total person= 39 (amazingly crowded..)
About the situation= fun, exhausted, amazing, hilarious, eager, etc (mixed fruit punch)
About the story= hmm, where do I start? Okay, ckckckckc…………….
July13, 2012. How do I describe? Three person. Bogor team. 9pm, Gramedia Pajajaran. We sat on the back seat at the devil minivan (a.k.a elf setan, IDR25000/person), and soon regretted the next 1,5 hours journey to Cibodas T.T. we’re shocked! Why oh why? Because oh because, the driving style didn’t matched with the melancholy song sung by Nike Ardilla (RIP). The song is lullaby, while the driver+the road agreed to gone insane. It drives-our-stomach crazy. Thank God, we were kicked out from that ‘thing’ and posed beautifully in front of Alfamart Cibodas at 10.30pm. Fortunately, before we turned the store into a camp, we met Bandung team, organized by cute yet talkative girl named Tata (Thatha A. Ardjasasmita). So, we decided to find some decent place to save our energy that night. Jakarta team was still on the way and will reached the basecamp at 1am. So, we rented 2 angkot (IDR7000/person) and slept near warung Mang Idi. Jakarta team arrived around 1 or 2am and went straight into the dreamland. Because tomorrow, we will really, really need maximum endurance (especially for newbie like me).
July14, 2012. Gathered in circle, we began our briefing with informal introduction, then direcly divided into three team (advance, girl-group, sweaper), ended with praying. Safe until home, aamiin. And let the journey begin.. start at 7am, pass through Telaga Biru, Air Terjun Cibeureum (Cibeureum waterfalls), Kandang Batu and…Kandang Badak. The last mentioned was the campsite. We end the journey around 4pm.
July15, 2012. Start at 6am, reached Puncak at 10-11 am, Surya Kencana at 11-12pm. Kept walking until 6pm. (re-registration). Reached home at 9.am, safe and sound. Alhamdulillah..
it’s just the title lies on the ‘next trip’ and it fits well my schedule (right before back to school).
And I want to hike.
And the most important thing that made me decide to joined was: it fits my budget (yeaay!). Mind that I’m nowhere from the so-called settled-financially-status, which makes me can be categorized as Sudra class in Hinduism. Or rakyat jelata in bahasa.
Okay, let me tell you the title that interested my traveler guts was: http://backpackerindonesia.com/trip/pendakian-gunung-gede-cibodas-camp-kandang-badak-surya-kencana-turun-putri
Within small period of time, I emailed my id card with mba rini’s id altogether with payment of Simaksi to Ase_Adventure. Why in rushed? Because guys, you will need simaksi (surat izin masuk kawasan konservasi, cmiiw)-IDR15000/person, issued by Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango as an entry permit to Mount Gede-Pangrango. Proceed atleast h-30 until h-7, if I’m not mistaken. I decided in last minute to joined. Ase was our TS and he was the one who submitted it. It= as in entry permit for 39 person. I didn’t knew though, but I was sure that Ase would said, “Ck,ck,ck,ck,ck…”.
From time to time, he updated the topic about our trip. Range from member list, meeting point, itinerary-updated, detailed-description route, until some photos of Mt.Gede taken from different shelter (there are 12 shelter plus Tanjakan Rante, wellknown as the devil stairs. Start gate: Cibodas-puncak Gede). By staying updated, we have some point of view about what comes forward and be prepared.
As for me, I rarely logged in. so, what comes forward, then so be it! It’s not anyone’s fault.. #enjoying my trip.
About the total person= 39 (amazingly crowded..)
About the situation= fun, exhausted, amazing, hilarious, eager, etc (mixed fruit punch)
About the story= hmm, where do I start? Okay, ckckckckc…………….
July13, 2012. How do I describe? Three person. Bogor team. 9pm, Gramedia Pajajaran. We sat on the back seat at the devil minivan (a.k.a elf setan, IDR25000/person), and soon regretted the next 1,5 hours journey to Cibodas T.T. we’re shocked! Why oh why? Because oh because, the driving style didn’t matched with the melancholy song sung by Nike Ardilla (RIP). The song is lullaby, while the driver+the road agreed to gone insane. It drives-our-stomach crazy. Thank God, we were kicked out from that ‘thing’ and posed beautifully in front of Alfamart Cibodas at 10.30pm. Fortunately, before we turned the store into a camp, we met Bandung team, organized by cute yet talkative girl named Tata (Thatha A. Ardjasasmita). So, we decided to find some decent place to save our energy that night. Jakarta team was still on the way and will reached the basecamp at 1am. So, we rented 2 angkot (IDR7000/person) and slept near warung Mang Idi. Jakarta team arrived around 1 or 2am and went straight into the dreamland. Because tomorrow, we will really, really need maximum endurance (especially for newbie like me).
July14, 2012. Gathered in circle, we began our briefing with informal introduction, then direcly divided into three team (advance, girl-group, sweaper), ended with praying. Safe until home, aamiin. And let the journey begin.. start at 7am, pass through Telaga Biru, Air Terjun Cibeureum (Cibeureum waterfalls), Kandang Batu and…Kandang Badak. The last mentioned was the campsite. We end the journey around 4pm.
July15, 2012. Start at 6am, reached Puncak at 10-11 am, Surya Kencana at 11-12pm. Kept walking until 6pm. (re-registration). Reached home at 9.am, safe and sound. Alhamdulillah..
Langganan:
Postingan (Atom)