1. Membantu anak jika ia tidak mampu
melakukan sesuatu
Rasulullah bertemu seorang anak muda yang sedang menguliti
kulit kambing, lalu beliau memperlihatkan cara yang benar dalam melakukan itu.
Beliau membantu anak dan memberitahu anak dalam melakukan sesuatu.
2. Melatih anak cara pengobatan alami
Ketika beliau jatuh dari unta, beliau mengajari seorang anak cara
memijitnya untuk meluruskan kembali otot-otonya dan menyembuhkan memar yang
dialaminya.
3. Menghukum anak dengan halus dan lembut
Nabi saw pernah mengeluarkan buah kurma dari mulut al-Hasan dan bersabda
kepadanya, “ Ukh! Ukh! Tidakkah kamu tahu bahwa kita tidak boleh makan zakat?”
yakni bermaksud meminta al-Hasan memuntahkan yang ada dalam mulutnya. Saat itu
al-Hasan yang masih kecil mengambil buah kurma yang dikumpulkan oleh kaum
muslimin dan diserahkan kepada Nabi saw sebagai zakat atau sedekah dan akan
dibagi-bagikan oleh Nabi saw kepada orang-orang miskin. Nabi saw dan ahlul
baitnya diharamkan memakan zakat atau sedekah, maka Nabi saw mengeluarkan kurma
itu dari mulut al-Hasan. Ketegasan yang dihiasi dengan kasih sayang adalah cara
yang digunakan oleh Nabi saw untuk mendidik anak, melindunginya dari api
neraka.
4. Bergaul dengan anak dan menceritakan
pengalaman masa kecilnya kepada anak
Nabi saw menceritakan kepada anak-anak tentang pengalaman masa kecilnya
saat ia menghadiri pertemuan orang-orang dewasa agar tergambarkan dalam benak
mereka bagaimana cara yang baik dan terhormat bagi anak-anak muda bergaul
dengan orang-orang dewasa.
Anas ra mengatakan, “Sesungguhnya dahulu Rasulullah saw benar-benar
bergaul dengan kami.” (HR. Bukhari, Kitabul Adab, no.5664).
5. Mengucapkan salam kepada anak-anak
Anas ra menceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah saw bersua dengan
sekumpulan anak-anak yang sedang bermain, lalu Rasulullah saw mengucapkan salam
kepada mereka (HR. Bukhari, Kitabul Isti’dzan no.5778).
6. Mengajari anak etika masuk rumah
Anas ra menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda kepadanya, “Hai
anakku, jika kamu masuk ke dalam rumah keluargamu, ucapkanlah salam, niscaya
akan membawa berkah bagimu dan bagi keluargamu.” (HR. Tirmidzi, Kitabul Adab
wal Isti’dzan, no.2622).
Rasulullah saw juga mengajari etika mengucapkan salam, “Orang yang
berkendaraan mengucapkan salam kepada orang yang berjalan kaki; orang yang
berjalan kaki mengucapkan salam kepada orang yang duduk; kelompok yang sedikit
mengucapkan salam kepada kelompok yang banyak; dan yang muda mengucapkan salam
kepada orang yang dewasa.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, abu Dawud, Ahmad,
Malik, dan ad-Darimi).
7. Mendukung anak mengikuti pertemuan
yang menggembirakan dan mengunjungi kerabat untuk membangun pengalaman
Manfaat mengajak anak ke pertemuan-pertemuan yang menggembirakan –
pertemuan yang di dalamnya tidak melanggar syariat – merupakan upaya membimbing
anak bersosialisasi dengan masyarakat dan belajar menempatkan diri secara baik.
Mengajak anak berkunjung ke rumah kerabat atau orang-orang shalih
merupakan cara yang sangat efektif untuk menuntun anak meneladani orang shalih
dan menjalin silaturahim.
8. Mendukung anak bergaul dengan ulama
dan bersikap santun terhadap mereka
Abu Umamah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya
Luqman pernah berkata kepada puteranya, ‘Hai anakku, hadirilah majelis para
ulama dan dengarkanlah perkataan orang-orang bijak, karena sesungguhnya Allah
menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan
bumi dengan air hujan yang deras.” (HR. Thabarani, al-Kabir).
9. Mengingatkan anak agar tidak bergaul
dan bertemu dengan orang jahat
Abu Hurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Seseorang itu
mengikuti agama orang kesayangannya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang di
antara kalian memperhatikan siapa yang menjadi kesayangannya.” (HR. Abu Dawud,
Kitabul Adab, no.4139).
10. Mengajari etika berbicara dan
menghormati orang yang lebih tua
Rasulullah saw bersabda, “Hormatilah yang lebih tua! Hormatilah yang
lebih tua!” (HR. Bukhari, no.3002).
Dalam hadits disebutkan, “Bukanlah termasuk golonganku umatku yang tidak
menghormati orang yang lebih tua di antara kita.”
Rasulullah saw mengajarkan kepada anak-anak untuk berdiri sebagai
ungkapan hormat kepada orang yang tua, baik ayah, kakek, maupun guru.
Rasulullah saw berdiri apabila Fatimah, puterinya masuk menemuinya, ia bangkit
menyambutnya dan menciumnya serta mendudukkannya di tempat duduknya. Begitu pun
sebaliknya, apabila Nabi saw masuk menemui Fatimah, maka puterinya itu bangkit
menyambutnya dan menciumnya serta mempersilakannya duduk di tempat duduknya. Nabi
saw melakukan ini karena rasa cinta, hormat, dan memuliakan puterinya. Fatimah
pun melakukan hal yang sama terhadap ayahnya.
Referensi:
Ensiklopedia Nabi Muhammad saw sebagai Pendidik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar